Motivasi Dalam Beribadah Kepada Allah

Motivasi Dalam Beribadah Kepada Allah

Oleh : Amrina Rosada

Beribadah kepada Allah merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam diseluruh dunia. Ibadah merupakan kunci utama bagi seorang hamba dekat dengan Allah sehingga hambanya akan merasakan nikmatnya keimanan. Ketaatan orang beragama dilihat dari kualitas dan kuantitas ibadahnya. Kualitas ibadah sering dilihat dari niat yang tulus ikhlas. Jika seseorang berniat tulus maka ia akan mendapatkan satu pahala, dan jika merelisasikan maka akan dapat sepuluh pahala. Allah berfirman yang artinya:

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S Al-An’am ayat 160)

Hal ini juga diungkapkan dalm hadits, Rasulullah bersabda:

Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisalnya. Jika ia meninggalkan kejelekan karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tesebut, maka catatlah sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat” (H.R Bukhari no. 7062 dan Muslim no. 129)

Niat adalah kunci utama dalam melakukan suatu ibadah, kerena niat bisa mengantarkan ibadah sebagai amalan yang berpahala. Sebaliknya, tanpa niat ibadah akan terasa hampa dan amalan tak berguna sebagaimana hadits nabi:

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab ra, dia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya, Da sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya, karena ingin mendapatkan keridhaan Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrahnya kerena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau kerena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (H.R. Bukhari Muslim)

Banyak sekali amalan dunia yang bernilai pahala disisi Allah apabila niat yang tulus dan ikhlas karena Allah, namun sebaliknya bisa juga amalan akhirat bisa tak bernilai apa-apa karena niatnya semata-mata karena kesenangan dunia saja. Misalnya riya, sombong, ujub, syirik dll. Oleh kerena itu biasakanlah apapun kebaikan yang kita lakukan diniati dengan baik, tulus dan ikhlas semata-mata kerena mengharapkan keridhoan Allah.