Rabu, 17 Januari 2018

Puisi Berantai karya : Ikatan Remaja Masjid Fathullah (Irmafa)





 Kamis, 7 Desember 2017

Nugraha :        Indahnya bersama kalian di Irmafa tercinta, dari luar jendela aku melihat bintang yang begitu bercahaya didalam gelapnya malam, ingin ku terbang tuk menggapai bintang itu, kan kubawa bintang itu ke Irmafa tuk sebagai penerang dengan cahayanya yang gemerlap, kini malam nan terang dengan bintang indah gemerlap telah berganti dengan rintik hujan nan syahdu, namun aku masih dapat melihat bintang itu walaw Ia bersembunyi.

Kamis, 21 Desember 2017

Nugraha :        Awan sedang menangis, namun tangisnya membawa Rahmat. Bagai sang awan yang menangi, tangis kita pun dapat membawa Rahmat, Tangis seperti apakah yang membawa Rahmat ??? Tangis kita , karena cinta dan sayang kita pada-Nya.
                             Namun, tiada tangis yang abadi, awan pun menghentikan tangisnya setelah Rahmat tersebar keseluruh Alam semesta.

Sopian :           Kalau hujan itu adalah tangis... maka tangis itu bukanlah kesedihan... Karena Rahmat turun bersama kebahagiaan bukan kesedihan...

Selasa, 26 Desember 2017

Nugraha :        Oh Bulan, ku ingin mencurahkan isi hatiku padamu, bahwa aku sangat merindukan-Nya  ku tancapkan nama-Nya dalam hatiku, sehingga aku selalu teringat akan Dia dalam benakku dan selalu kusebut nama-Nya disetiap waktu.

                            Oh Angin yang berhembus, sampaikan pada-Nya bahwa aku sangat merindukan-Nya, aku selalu menanti disetiap waktu, kapan Dia akan memanggilku dengan penuh kasih sayang.

                            Aku bersumpah demi diri-Nya, Dia tidak akan pernah menyakiti orang yang mencintai-Nya dengan ketulusan, Oh Engkau sang pemilik cinta, tambahkanlah cintaku pada-Mu, mantapkanlah hatiku pada-Mu, biarlah cinta ini tertuju hanya pada-Mu.

Sopian :           Ouh pencipta langit dan bumi, mataku bengkak melihat semua ini, Sipecinta teriak cinta tanpa bukti, Si pecinta teriak cinta tanpa arti... Andai aku boleh meminta... Akan ku pinta, cabut aku... Atau cabut dia...

Fauzan :          Rumah cinta itu tersusun rapi, menjulang tinggi keatas. Kesemuanya indah dilihat sesuai keadaan masing-masing. Terkadang, yang sudah berada di tengah merasa yang di bawah tak ada di rumah cinta. Apalagi yang ada di puncak. Dia semakin tak melihat keadaan rumah cinta di bawah.

Sopian :           Rumah cinta... Ku kira hanya milik komedian Uya Kuya... Namun nyatanya dimana ada kamu dan dirinya itulah cinta. Cinta yang rumit lagi sulit dicipta

Fauzan :          Cinta tercipta bila kau tak meraa sendiri. Bukan berarti harus bertiga atau malah melebihinya. Karena berdua lebih mesra. Selebihnya membawa duka dan lara.

Sopian :           Owalah kurasa cinta itu sendiri. Berdiri dalam diam hingga dingin merasuki. Terduduk dalam diam hingga tak ada lagi. Tak ada lagi diri ini yang ada hanya Ilahi Rabbi...

Angga P:         Walaupun tak mampu terukir di atas awan, maka akan ku ukir dalam hati yang terdalam, sampai ajal yang akan menghapuskan.

Fauzan :          Terkadang cinta membuat kita gila. Akal pikiran pun seakan tak berguna. Memang benar, cinta itu gila.

Sopian :           Jika cinta gila, mungkinkah Ia sakit jiwa? Mungkin tidak, karena cinta siapa pilih, pilih siapa yang cinta kehendaki. Kalau cinta gila mungkin, namun cinta itu gila ? Mungkinkah?

Ulil :                Mungkinkah. Mungkinkah. Dan mungkinkah.... Oh cintaaaaa

Leli :                Sampai menghilang sirna, entah sampai dimana... Bagai di Singgasana disuasana fana... Maafkan ana begitu hina...

Sopian :           Hina-hina... Tak ada makhluk Tuhan yang hina... Hina itu bukan bukan Makhluk-Nya. Jadi, hina bukanlah dirimu...

Sofi :               Cinta itu anugerah terindah dari sang Maha Cinta, aku bersyukur memilikinya, Ia ada menghiasi dunia ini, aku tak tahu harus apa bila tanpa cinta. Karena cinta, aku ada disini. Karena cinta, aku mengenal kalian. Karena aku cinta kalian, karena Allah.

Sopian :           Takbir... Allah sang Maha Cinta, tak ada cinta dusta bagi-Nya. Dalam Rahman-Nya itu cinta sekalian alam. Dalam untaian Rahim-Nya itu cinta sekalian umatan salaman...

Ulil :                Allah..Allah.. Oh Allah...

Angga P :        Ouh Bang Ulil, kau terlihat indah ketika kau tersenyum, tak sanggup mata ini melihat cahaya yangterpancar dari bibirmu, kau tebarkan pesonamu ke semua makhluk, kau sejukkan yang sayu, kau kuatkan yang gugur. Wahai Bang Ulil... Oh Bang Ulil...

Angga P :        Teruntukmu Bang Ulil.

Leli :                Hanya untaian yang akan sirna...Kembali. Selendang sunyi menggerai. Bertaut sapa padanya. Dengan komat-kamitnya kala. Seraya meminta dan memohon. Dengan tangan penuh iba. Angin malam pun mendengar puih. Tak malu pada benda yang melihat. Hanyutkan rasa ketakutan salj8. Gulitakan pada yang bersinar. Kainpun bertarik tutup semat nan hangat. Detikan pada jam itu memberi kesaksian. Sampai berputar dengan cepat.

Sofi :               Aku tak pernah katakan cinta itu gila... Karena Allah menciptakannya sempurna. Dan aku yang tak sempurna ini tak pernah mampu untuk sempurna memahami kesempurnaan dari sang Maha Cinta.

Fauzan :          Cinta... Sebenarnya siapa dirimu??? Kamu membuatku semakin bingung... Mereka bilang, mereka hina karenamu... Mereka bilang, mereka senang karenamu... Siapa kau sebenarnya??? Ooooooh Cinta...

Sofi :               Aku tak kenal siapa itu cinta...

Sopian :           Cinta dalam anganku... Hanya mampu ku hanyut di bawahmu... Entah apa bentukmu... Entah siapa kamu... Aku hanya menikmati pemberian penciptaanmu...

Angga P :        Shofi, ini anganku atau Anggaku?

Sopian :           Anganku...

Sofi :               Itu kak Sopian kak.

Angga P :        Ouh iya, so’alnya nama kontaknya sama-sama Shopi...

Fauzan :          Ya sudahlah cinta... Saya hanya bisa tertawa lucu, mentertawakan diri ini... Ku membicarakanmu walau ku tak mengenalmu. Ku membicarakanmu karena kau ada, terasa ada di dalam jiwaku... Tapi ku tak salah kan??? Kalau kau tak nyaman dengan perilakuku... Tegurlah diriku ini cinta...

Sopian :           Cinta...Cinta...Cinta... Bunga bertaburan di taman. Tak tau siapa yang menanam. Semerbak harumnya tak mampu ku pendam. Karena cinta itu harum maka akupun harum bersamamu

Ulil :                Bersamamu harum... Harum... Harum.

Angga P :        Ku hanyalah sebuah cinta... Yang kalian bebas tafsirkan... Ku hanyalah sebuah cinta... Yang kalian bebas untuk memilih... Ku harap ku bisa menemankan kehidupan kalian... Ku harap ku bisa mewarnai kehidupan kalian... Iringilah aku dengan menyebut nama-Nya... Maka kamu tak akan kecewa dengan ku... Jika kalian kecewa dengan ku... Jangan salahkan aku... Salahkan yang tak mampu menyatukan ku dengan-Nya...

Hammam :      Dia adalah Rembulan yang sempurna, keindahannya seolah seluruh keindahan manusia bersumber darinya...
                        Sesungguhnya cinta adalah urusan hati yang mana tiada kemampuan bagi manusia untuk memilih dan tiada pula kemampuan baginya untuk mengendalikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar