Jumat, 20 April 2018

Bulanku




Ku tau, kau tak seindah yang orang lain pikirkan


Ku tau, kau tak dapat memancarkan cahaya sendiri


Ku tau, kau berada diantara bintang-bintang bersinar


Yang ku tau, kau adalah teman


Yang ada, ketika kegelapan mulai terlihat


Dari panca inderaku



( Kanda Angga Praja)

Minggu, 15 April 2018

Bumi palestine


(karya : Ade Rizka Fitria )

Menderu suara buldozer
Melayang api di atas awan
Menghempas bumi palestine
Seruan bermain menjadi teriakan tangisan

Lebih tajam dari tombak besi
Sayatan pisau dan peluru menembus diri
darah terkucur menyentuh bumi
 menjadi bukti perjuangan diri

anak anak menjadi korban kejahatan orang tak tau diri
kepala dipenggal
tangan dihempas senjata besi
buldozer menjadi makanan sehari hari
tak henti syuhada berguguran

lihatlah bundaku berlarian
menggendong mayat adikku
lihatlah ayahku terseret aspal beralas kain
hanya kayu yang bisa ku genggam
hanya batu yang dapat ku kepal

ya tuhan ....
kapan ini berakhir
kapan semua ini berakhir
kapan telinga ini bisa merasakan indahnya hari tanpa suara deru
jadikan bumi palestina ini menyatu bagai jiwa negeri islam.

Kamis, 12 April 2018

Penyesalanku


Oleh : Nurul Hanifah


Air... Aku rindu...


Rindu akan kesejukanmu


Pohon... Aku rindu....


Rindu akan lindunganmu dari si terik panas


Langit... Aku rindu...


Rindu pada cahayamu


Cahaya yang mampu menundukkan ku


Mengakui kebesaran dosa dan salahku


Sampaikan pada pencipta kalian


Atas kekurang syukurku pada-Nya

Selasa, 10 April 2018

Aku, si angin lalu

              Oleh : Nurul Hanifah





        Dia sahabatku yang lelah, lelah atas segala sesuatu yang menghentikan langkahnya untuk mencapai  impiannya. Berkali-kali aku sudah mencoba menasihatinya, melihatkan simpatiku padanya, mengajaknya berbicara, berniat membantu mencari solusi untuknya dan hasilnya is zero. Tak ada satupun kalimatku yang berpengaruh terhadapnya. Aku menunggunya, menunggu sampai ia membagi kisahnya, kisah bahagianya, kesedihannya, kekalahannya dan kemenangangya. Bahkan, kusempatkan waktuku untuk mengijinkannya mengungkapkan dan mencurahkan segala isi peluhnya.
           


          Ternyata dia tak butuh denganku, dia tampakkan bahwa dia tegar dan sudah biasa menyimpan masalahnya. Its okey, sepertinya harapanku sudah mulai lelah, sepertinya sia-sia segala kekhawatiranku padanya, pada dia sahabatku yang lelah katanya. Setiap kali ku menanyakan tentang kabarnya, dia biasa-biasa saja dengan jawaban yang super simpel, pendiam yang malas menyapa?? Setahuku dia begitu ceria dan antusias sebelum-sebelumnya setiap kali ku ajak ngobrol biasa. Sesekali aku mencoba untuk menghiburnya tak sedikitpun mengefek dan justru fokus pada hal lain. Kalo dikata cemburu sepertinya iya, cemburu atas keegoisannya. Tapi dia masih mengabaikanku, dianggapnyalah diriku hanya angin lalu. Entahlah, mungkin di sekitarnya banyak yang jauh lebih tampak kepeduliannya dan lebih terasa nyamannya, jadi yang jauh sudah tiada artinya.


            Rasanya aku ingin pergi hanyut bersama deburan harapan, hilang terbawa angin sepi, lenyap tertutup awan gelap. Atau pergi untuk mendekati sang bulan, walaupun hanya seorang diri. Biarlah jutaan bintang saja yang menemani, bernyanyi untuknya, menghibur diri bersamanya dan terlelap dalam dekapan cahaya bulan. Apa pentingnya jika melangkah untuk kebaikan tetap tiada hasil.



            Aku tidak menyalahkanmu menganggapku apa, yang jelas aku menghargaimu. Kuwujudkan dalam sebuah lukisan perhatian yang nyata. Bukan karena semata kasihan, namun itu bentuk sebuah ketulusan. Pahamilah dengan baik! Dengan hatimu yang suci.

Harapan

Oleh : Nurul Hanifah


Beri aku masa

Masa yang membawaku pada keberuntungan

Andai ku mampu memutar waktu

Agar aku mampu memperbaiki segala kesalahanku di masa lalu

Tapi itu mustahil

Ya begitulah manusia

Menyia-nyiakan yang ada

Berharap ada kesempatan

Sebaiknya aku memulai lembaran baru

Mengisi dengan tinta langkahku dengan- Nya


Ketahuilah, yang pasti masa depan kita masih suci

Kamis, 05 April 2018

Arti Sahabat

Oleh : Wildani Kusuma

Quality time tidak hanya bagi mereka yang sudah memiliki pasangan atau pun sudah berkeluarga. Quality time pun akan sangat berharga untuk sebuah persahabatan dengan bersama-sama bercengkrama penuh suka cita dan bahagia menghilangkan penat yang ada.

Memang perjalanan kita tak semewah orang-orang yang berharta dan tempatnya pun tak seindah pulau dewata. Namun, dengan kebersamaan yang ada untuk berbagi cerita dan tertawa ceria, sungguh tak ternilai harganya

Kamis, 22 Maret 2018

Perputaran waktu



Pilihan yang sulit


ialah ketika kamu melawan hati


yang tak sanggup untuk bangun


yang bersemayam dalam sebuah teka teki kehidupan


Dan pada akhirnya semua akan terbangun


seiring dengan berputarnya roda kehidupan https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f5d/1/16/1f31c.png🌜https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/fde/1/16/1f31d.png🌝



(Kanda Angga Praja)

Senin, 19 Maret 2018

Remata Indoor Insidious 2018


Gbr. Para peserta Remata Insidious berkumpul di Aula lantai 2 Masjid Fathullah, guna berkontribusi dalam kegiatan Indoor


Ikatan Remaja Masjid Fathullah (Irmafa) menyelenggarakan Rekrutmen dan Masa Ta’aruf Anggota (Remata) pada Minggu (18/3) di Aula Lantai 2 Masjid Fathullah. Remata merupakan kegiatan masa orientasi anggota baru sebagai ajang perkenalan. Kegiatan Remata berlangsung dua kali, yaitu Indoor dan outdoor. Kegiatan outdoor akan dilaksanakan pada Sabtu dan  Minggu (31/3 - 1/4) di Serua Indah, Tangerang Selatan.


            Setiap angkatan memiliki nama yang menjadi identitas masing-masing angkatan. Insidious (Innovation, Spirit, Discipline, dan Genious) merupakan nama yang dipilih oleh panitia untuk peserta Remata tahun 2018. Dengan tema Membentuk Generasi Religious dan Inovatif di Era Milenial, diharapkan agar angkatan Insidious memiliki daya inovasi yang tinggi dalam segala hal dan tetap menjaga nilai-nilai kereligiousan di era milenial.


            Di era sekarang ini agama mulai ditinggalkan terutama oleh kalangan remaja. Teknologi modern telah membutakan sebagian masyarakat bahwa sebenarnya agama beperan dalam segala aspek kehidupan. Remaja Masjid sebagai pemuda islami yang memiliki segudang kreativitas dan inovasi harus memikirkan strategi dakwah baru dalam meyiarkan ajaran Islam, sehingga diharapkan bahwa remaja masjid mampu membina iman dan akhlak masyarakat sekitarnya.” Ujar Ray Pangestu saat memberikan sambutan.


            Diawali dengan pembukaan, lantunan kalam Ilahi, dan sambutan-sambutan. Kemudian acara dilanjut dengan pembekalan materi yang disampaikan oleh senior dan alumni Irmafa diantaranya materi mengenai diskursus keirmafaan oleh Kanda Nuzul Wibawa, materi kemasjidan oleh Kanda Heri Fajrin, serta training motivasi oleh Kanda Khairun Erushillah Kimo. Ice breaking pun turut mewarnai keceriaan para peserta, dalam kegiatan tersebut para peserta dikelompokan menjadi enam kelompok guna kegiatan mentoring pada saat outdoor.


            Diakhir acara, para mentor berkumpul dengan kelompoknya masing-masing yang telah ditetapkan. Para peserta diberikan pembekalan terkait outdoor yang akan diselenggarakan dua pekan mendatang. (NYM)

Jumat, 16 Maret 2018

Kreasi cantik henna Irmafa


Gbr1. Tampak kader Irmafa sedang berkumpul di Irmafa Centre untuk belajar berkreasi Henna

Irmafa Centre, Departemen keputrian Ikatan Remaja Masjid Fathullah (Irmafa) menyelenggarakan pelatihan kreasi henna pada  Kamis (15/3) di Irmafa Centre (IC). Kegiatan ini, bertujuan untuk memberikan edukasi terkait kreasi henna kepada segenap kader Irmafa.


 “ Kegiatannya menarik, soalnya kita diajarin  bikin henna sama kaka-kakanya di Irmafa.” Ujar Imas.

Pelatihan ini tidak dipungut biaya dikhususkan untuk kader Irmafa , Najma Alvi dan Fika Sofi yang menjadi tutor pembimbing dalam pelatihan ini.

“Pelatihan henna ini gratis, tapi kalo privat bayar.” Ujar Najma Alvi.

Gbr 2 dan 3. Hasil kreasi cantik henna Irmafa


 Untuk pelatihan henna terdapat 3 kali pertemuan, pertemuan pertama diselenggarakan pada Kamis bulan lalu (15/2), sedangkan pertemuan selanjutnya akan diselenggarakan pada kamis (5/4) mendatang. Setelah pelatihan henna selesai, akan dilanjutkan dengan materi pelatihan keputrian lainnya seperti pelatihan kreasi make up.


            “Pelatihan henna cuman 3 kali pertemuan, untuk selanjutnya kita ada materi keputrian lainnya seperti pelatihan membuat make up” Tutup Najma Alvi. (NYM)

Ayat 102-109: Perintah bertakwa, beramr ma’ruf dan nahi munkar, berpegang dengan agama Allah serta tidak berpecah belah



Ayat 102-109: Perintah bertakwa, beramr ma’ruf dan nahi munkar, berpegang dengan agama Allah serta tidak berpecah belah


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣) وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠٥) يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (١٠٦) وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (١٠٧) تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ (١٠٨) وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ (
١٠٩
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 102-109                                                     

102. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya[1]; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.
103. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai[2]. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka[3], lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana[4]. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk[5].

104. Dan hendaklah di antara kamu ada[6] segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan[7], menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[8]. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.[9]

105. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas[10]. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

106.[11] Pada hari itu[12] ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram[13] (kepada mereka dikatakan)[14], “Mengapa kamu kafir setelah beriman?[15] Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.”

107. Adapun orang-orang yang berwajah putih berseri[16], mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.

108. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah Tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam[17].

109. Milik Allah-lah[18] segala yang ada di langit dan di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.



[1] Dalam tafsir Al Jalaalain disebutkan, bahwa ketika turun ayat ini, ada yang merasa keberatan, maka dimansukhlah dengan ayat “fattaqullah mas tatha’tum” (Maka bertakwalah kepada Allah semampu kamu) surat At Taghabun: 16, wallahu a’lam.
Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
Apa yang aku larang, hendaklah kalian menjauhinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian melaksanakannya semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh As Sa’diy berkata tentang tafsir ayat ini, “Ini merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin agar mereka bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, tetap berada di atasnya dan istiqamah hingga akhir hayat. Hal itu, karena orang yang terbiasa hidup di atas sesuatu, niscaya ia akan meninggal di atasnya. Barang siapa di saat sehat, semangat dan berkemampuan tetap menjaga ketakwaan kepada Tuhannya dan mentaati-Nya serta senantiasa kembali kepada-Nya, maka Allah akan meneguhkannya ketika wafat serta mengaruniakan husnul khatimah. Bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud adalah, “Dengan ditaati tidak dimaksiati, disyukuri tidak dikufuri dan diingat tidak dilupakan.” Ayat ini merupakan penjelasan terhadap hak Allah Ta’ala dalam takwa, adapun yang diwajibkan bagi hamba dari ketakwaan itu adalah sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, “fattaqullah mas tatha’tum” (Maka bertakwalah kepada Allah semampu kamu). Rincian ketakwaan yang terkait dengan hati dan anggota badan sangat banyak sekali, namun terhimpun dalam “mengerjakan semua yang diperintahkan Allah dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya”. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan mereka melakukan hal yang membantu ketakwaan, yaitu bersatu dan berpegang teguh dengan agama Allah, di samping itu perkataan kaum mukmin adalah sama sambil bersatu tidak berpecah belah. Bersatunya kaum muslimin di atas agama mereka serta bersamanya hati dapat memperbaiki agama dan dunia mereka. Dengan bersatu, mereka bisa melakukan perkara apa pun, demikian juga mereka akan memperoleh maslahat yang banyak yang hanya bisa dilakukan secara bersama, seperti tolong-menolong di atas kebaikan dan takwa, sebagaimana dalam berpecah dan bermusuhan menjadikan kesatuannya retak, ikatannya terputus, dan masing-masing hanya bekerja dan berusaha untuk kepentingan  pribadinya meskipun mengakibatkan bahaya yang merata.”
[2] Setelah menjadi muslim.
[3] Di mana ketika itu tidak ada penghalang antara kalian dengan neraka selain kematian.
[4] Dengan beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[5] Yakni dapat mengetahui yang hak serta dapat mengamalkannya. Ayat ini menunjukkan, bahwa Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang mengingat nikmat-Nya baik dengan hati maupun lisan agar bertambah syukur dan cinta mereka kepada-Nya dan agar Dia mengaruniakan kepada mereka karunia dan ihsan-Nya. Demikian juga menunjukkan bahwa nikmat besar yang layak sekali diingat adalah nikmat beragama Islam, mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta bersatunya kaum muslimin dan tidak berpecah belah.
[6] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوْشِكُنَّ اللهُ يَبْعَثُ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya. Kamu harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau jika tidak, Allah bisa segera menimpakan azab dari sisi-Nya dan ketika kamu berdo’a tidak dikabulkan-Nya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7070)
[7] Kebajikan (al khair) adalah segala sesuatu yang mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kemurkaan-Nya.
[8] Ma’ruf: segala perintah Allah atau yang dianggap baik oleh syara’ dan akal, sedangkan munkar adalah segala yang dilarang Allah atau yang dianggap buruk oleh syara’ dan akal.
[9] Ayat ini merupakan petunjuk dari Allah kepada kaum mukmin, yakni hendaknya di antara mereka ada segolongan orang yang mau berdakwah dan mengajak manusia ke dalam agama-Nya. Termasuk ke dalamnya adalah para ulama yang mengajarkan agama, para penasehat yang mengajak orang-orang non muslim ke dalam Islam, orang yang mengajak orang-orang yang menyimpang agar dapat beristiqamah, orang-orang yang berjihad fi sabilillah, dewan hisbah (lembaga amr ma’ruf dan nahi munkar) yang ditunjuk pemerintah untuk memperhatikan keadaan manusia dan mengajak manusia mengikuti syara’ seperti mengajak mereka mendirikan shalat lima waktu, berzakat, berpuasa, berhaji bagi yang mampu dan mengajak kepada syari’at Islam lainnya, demikian juga memperhatikan pasar, bagaimana timbangan dan takaran yang mereka gunakan apakah terjadi pengurangan atau tidak, serta melarang mereka melakukan kecurangan dalam bermu’amalah. Semua ini hukumnya fardhu kifayah. Bahkan tidak hanya itu, segala sarana yang menjadikan sempurna amr ma’ruf dan nahi munkar, sama diperintahkan, misalnya menyediakan perlengkapan jihad untuk dapat mengalahkan musuh, mempelajari ilmu agar dapat mengajak manusia kepada kebajikan, menuliskan buku-buku yang berisikan ajaran Islam, membangun madrasah untuk mengajarkan agama, membantu pihak berwenang (dewan hisbah) mewujudkan syari’at, dsb. Mereka inilah orang-orang yang beruntung, yakni memperoleh apa yang mereka inginkan dan selamat dari hal yang mereka khawatirkan. Pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala melarang mereka bertasyabbuh (menyerupai) Ahli Kitab yang berpecah belah dalam beragama, terlebih perpecahan mereka terjadi setelah datang keterangan yang jelas.
[10] Yakni seterah mengetahui bahwa sikap mereka menyelisihi perintah Allah.
[11] Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitakan tentang keadaan pada hari kiamat dan atsar (pengaruh) dari balasan yang adil atau lebih baik, di mana di dalamnya terdapat targhib (dorongan) dan tarhib (ancaman) agar seseorang memiliki rasa takut dan harap.
[12] Yakni hari kiamat.
[13] Mereka adalah orang-orang kafir.
[14] Ketika mereka dilemparkan ke dalam neraka.
[15] Maksudnya: “Bagaimana kamu lebih mengutamakan kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk?”
[16] Mereka adalah orang-orang mukmin.
[17] Misalnya menyiksa mereka tanpa ada kesalahan atau dosa dan mengurangi kebaikan yang mereka lakukan.
[18] Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya dan hamba-Nya. Allah-lah yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi, Dia-lah yang menciptakan mereka, memberi rezki kepada mereka dan mengatur mereka dengan qadar-Nya, syari’at-Nya dan perintah-Nya. Semua akan kembali kepada-Nya pada hari kiamat, dan Dia akan memberikan balasan amal mereka yang baik maupun yang buruk.