Selasa, 10 April 2018

Aku, si angin lalu

              Oleh : Nurul Hanifah





        Dia sahabatku yang lelah, lelah atas segala sesuatu yang menghentikan langkahnya untuk mencapai  impiannya. Berkali-kali aku sudah mencoba menasihatinya, melihatkan simpatiku padanya, mengajaknya berbicara, berniat membantu mencari solusi untuknya dan hasilnya is zero. Tak ada satupun kalimatku yang berpengaruh terhadapnya. Aku menunggunya, menunggu sampai ia membagi kisahnya, kisah bahagianya, kesedihannya, kekalahannya dan kemenangangya. Bahkan, kusempatkan waktuku untuk mengijinkannya mengungkapkan dan mencurahkan segala isi peluhnya.
           


          Ternyata dia tak butuh denganku, dia tampakkan bahwa dia tegar dan sudah biasa menyimpan masalahnya. Its okey, sepertinya harapanku sudah mulai lelah, sepertinya sia-sia segala kekhawatiranku padanya, pada dia sahabatku yang lelah katanya. Setiap kali ku menanyakan tentang kabarnya, dia biasa-biasa saja dengan jawaban yang super simpel, pendiam yang malas menyapa?? Setahuku dia begitu ceria dan antusias sebelum-sebelumnya setiap kali ku ajak ngobrol biasa. Sesekali aku mencoba untuk menghiburnya tak sedikitpun mengefek dan justru fokus pada hal lain. Kalo dikata cemburu sepertinya iya, cemburu atas keegoisannya. Tapi dia masih mengabaikanku, dianggapnyalah diriku hanya angin lalu. Entahlah, mungkin di sekitarnya banyak yang jauh lebih tampak kepeduliannya dan lebih terasa nyamannya, jadi yang jauh sudah tiada artinya.


            Rasanya aku ingin pergi hanyut bersama deburan harapan, hilang terbawa angin sepi, lenyap tertutup awan gelap. Atau pergi untuk mendekati sang bulan, walaupun hanya seorang diri. Biarlah jutaan bintang saja yang menemani, bernyanyi untuknya, menghibur diri bersamanya dan terlelap dalam dekapan cahaya bulan. Apa pentingnya jika melangkah untuk kebaikan tetap tiada hasil.



            Aku tidak menyalahkanmu menganggapku apa, yang jelas aku menghargaimu. Kuwujudkan dalam sebuah lukisan perhatian yang nyata. Bukan karena semata kasihan, namun itu bentuk sebuah ketulusan. Pahamilah dengan baik! Dengan hatimu yang suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar