Interpretasi Nama-Nama
Remata IRMAFA Dari Masa Ke Masa (1997-2016)
Oleh Moh. Faozan
(Ketua IRMAFA 2016-2017)
REMATA
merupakan sebuah akronim. Kepanjangannya adalah Rekrutmen Masa Ta’aruf Anggota.
Ini merupakan kegiatan tahunan IRMAFA yang bertujuan untuk menjaga
keberlangsungan organisasi dan tercapainya visi-misi. Sejak berdirinya hingga
sekarang, IRMAFA sudah melakukan rekrutmen anggota sebanyak
Nama-nama
REMATA dari periode 1997-2016 adalah;
REMATA Sanada (1997-1999),
REMATA Sani (1999-2001), REMATA Salis (2001-2002), REMATA Rabi’
(2002-2003), REMATA Khams (2003-2004), REMATA ‘Ajib (2004-2005),
REMATA Kasysyaf (2005-2006), REMATA MISYKAT (2006-2007), REMATA SYAJA’AH
(2007-2008), REMATA TAJDID (2008-2009), REMATA HARAKAH (2009-2010), REMATA HARAKAH
II (2010-2011), REMATA ADVENTUR (2011-2012), REMATA AHSAN (2012-2013), REMATA
JAYYID (2013-2014), REMATA STAR (2014-2015) DAN REMATA RUSH (2015-2016).
Nama-nama
REMATA unik. Semuanya menggambakan harapan dari anggota-anggota di zamannya. Khususnya
para pengurus atau bahkan dari seorang Ketua. Nama-nama REMATA yang mendominasi
adalah Bahasa Arab. Tidak tahu, apakah ini terkontaminasi oleh lingkungan
IRMAFA yang ada di Masjid dan harus benar-benar Islam sehingga bahasa yang
dipakai adalah bahasa al-Qur’an atau karen faktor lain. Ini sulit untuk
diketahui karena perkembangan pemikiran dari dulu hingga sekarang berbeda-beda.
Terlepas dari
itu, nama-nama seperti TAJDID, Kasysyaf dan lainnya memiliki makna yang
berkaitan dengan pemikiran. TAJDID yang diambil dari fi’il madhi jaddada bermakna
memperbarui. Seakan, pengurus ingin melakukan pembaharuan di masa itu. Sebelumnya
ada Kasyaf, MISYKAT dan SYAJA’AH.
Kasyaf dekat
dengan pemikiran sufi. Secara umum, Kasyaf dalam pemahaman sufi bisa
dipahami sebagai terbukanya hijab antar seorang hamba dan Allah. Ini berarti bahwa
keinginan besar para pengurus pada saat itu adalah dekatnya para anggota pada
Allah. MISYKAT tidak jauh berbed dengan Kasyaf. MISYKAT mempunyai makna
lampu. Lampu dapat menyinari. MISYKAT juga bisa berkaitan dengan pemikiran Imam
al-Ghazali, seorang rasionalis yang menjadi sufis. Salah satu bukunya al-Misykat
al-Anwar membahas surah al-Nur yang terdapat kata MISYKAT. Penjelasannya pernah
ditulis oleh Prof. Mulyadi dan diterbitkan dalam Jurnal PSQ.